Penasatu.com, Balikpapan – Masih adanya antrian panjang Kendaraan besar mengisi BBM (Bahan Bakar Minyak) terutama solar diSPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) yang ada di jalan-jalan Balikpapan masih menjadi perhatian pengguna jalan dan pemandangan tak sedap.
Hal ini banyak dikeluhkan oleh masyarakat, terutama pengguna jalan dan pemilik usaha toko (warung) yang berdekatan dengan SPBU penyedia solar. Seperti yang terjadi di Jl. Letjend Suprapto (Kebun sayur), Jl. Mayjend Sutoyo (Gn Malang).
Pemandangan inipun tak luput dari perhatian Puryadi, anggota DPRD Kota Balikpapan periode 2019-2024 dari Partai Nasdem . Seperti diungkapkannya pada penasatu.com, Sabtu (5/10) di Kediamannya, Graha Indah Karang Joang Balikpapan Utara.
“Banyak masyarakat yang mengeluh pada dirinya, terutama supir Pik up dan kendaraan roda enam lainnya yang sehari hari menggunakan solar,” jelas Puryadi.
Karena menurut mereka hanya untuk mengisi solar sebanyak 10-50 liter saja, harus mengantri dengan kendaraan besar sampai berjam-jam, sehingga waktu hanya dihabiskan untuk mengisi BBM, ujar Puryadi.
Dan ini sangat mengusik saya untuk ingin lebih tau, apa sih penyebab dari kejadian ini. Apa memang solarnya yang terbatas, kurangnya SPBU yang ada atau tata cara penyalurannya yang perlu dibenahi lagi, imbuh anggota dewan murah senyum ini.
Mungkin tidak, lanjut Puryadi, kuota penyediakan solar subsidi di tambah atau SPBU yang menjual solar ini di perbanyak didalam kota, ya tentunya khusus bagi kendaraan kecil atau maksimal roda enam sejenis PS atau Box saja, sehingga penumpukan antrian kendaraan tidak terlalu panjang dan lama.
“Dan kendaran besar seperti tronton dan lainnya agar tidak ada lagi mengantri didalam Kota, semua diarahkan ke SPBU yang ada diluar kota, misal kilo delapan keatas. Sehingga antrian kendaraan besar tidak numpuk dan membuat jalan sempit yang mengakibatkan macet dan pemandangan yang kurang elok,” pintanya.
Karena kedepan Balikpapan merupakan Kota yang sudah berbeda. Menjadi pintu gerbang dan penyangga Ibu Kota Negara, masak masih bergelut dengan persoalan seperti ini, pungkas Puryadi.*
Wartawan: Eds
Editor : pena1.