Muhaimin ST MT
Penasatu.com, Balikpapan – Ketika sosok seorang Muhaimin ST MT didapuk sebagai Kepala Dinas Pendidikan & Kebudayaan (Kadisdikbud) Kota Balikpapan, lima tahun lampau, banyak pihak yang meragukannya.
Bagaimana mungkin, seorang Muhaimin yang latar belakang pendidikannya tak bersinggungan sama sekali dengan dunia pendidikan akan bisa menjalankan amanah yang dibebankan kepadanya. Namun waktu terus berputar, Muhaimin boleh dibilang cukup mumpuni menakhodai dunia pendidikan di kota ini.
Ya, menjadi Kadisdikbud Kota Balikpapan pastinya tidak memiliki waktu yang banyak dalam mencurahkan inspirasi dalam menulis sebuah buku, mengingat kesibukan yang dijalankan merupakan bentuk pengabdian bagi dunia pendidikan Balikpapan, terkadang waktu yang diberikan untuk keluarga pun dirasa kurang.
Hal tersebut terungkap saat Muhaimin menyampaikan sambutan yang diberikannya dalam acara Bincang dan Bedah Buku “Nahkoda Tepercaya” karya Muhaimin ST MT, di Aula Kantor Tribun Kaltim, Sabtu (18/1/2020).
Muhaimin menjelaskan kegiatan bedah buku bertujuan memberikan semangat supaya budaya literasi hadir di tengah-tengah keluarga besar Disdikbud Balikpapan.
Disamping itu sebagai penyemangat para pendidik di Balikpapan, dimana guru-guru di Balikpapan paling sulit diajak menulis, maka dengan adanya launching hari ini, mudahan mereka (para guru) makin terpacu semangatnya.
Sedangkan Kadisnya (Muhaimin) saja mampu menyempatkan waktu untuk menulis, diharapkan para guru-guru yang ada mampu memberikan sebuah karya tulis guna mencerdaskan bangsa.
“Memang sangat sulit saat memulai dalam menuangkan sebuah tulisan, tapi ketika sudah memulai semua bisa berjalan,” paparnya.
“Tidak usah dipikirkan dulu isi bukunya seperti apa, menarik atau tidak, yang penting dapat memulai itu yang harus bisa dilakukan.”
Muhaimin yang memang sangat gemar membaca apa saja sejak kecil, sangat menyayangkan budaya membaca masyarakat Indonsesia sangat rendah dibandingkan negara-negara lain.
Dimana dari 61 negara, Indonesia berada diurutan 60 diatas Afrika yang memiliki budaya paling rendah untuk membaca.
Ia berharap, mudah-mudahan dengan even seperti ini akan dapat meningkatkan minat baca masyarakat.
Muhaimin juga akan mencoba kerjasama dengan Dinas Perpustakaan yang saat ini memiliki bacaan melalui format Digital.
“Nah itu yang nantinya akan dilakukan kembali, mengingat saat ini anak-anak sekarang lebih senang membaca melalui Gadet, namun hal tersebut tidak sepenuhnya benar”.
Bisa saja masih ada sebagian anak-anak remaja yang masih suka membaca buku yang dari media kertas.*
Wartawan: Riel Bagas
Editor: BS/Penasatu.com