Bupati Kutai Barat FX. Yapan. SH.
Penasatu.com – Kutai Barat -Pengelolaan anggaran yang transparan, akuntabel dan memberikan dampak positif untuk masyarakat menjadi kunci yang dijalankan oleh Bupati Kutai Barat FX Yapan dan jajarannya selama ini.
Dengan berpegang prinsip, penggunaan anggaran bukan untuk kepentingan, tapi karena kebutuhan, ujar Bupati.
“Yang kita harus lakukan adalah, bagaimana mengelola pembangunan di daerah ini dengan baik, sesuai dengan visi dan misi kita. Termasuk dalam pengelolaan anggaran. Kita harus punya komitmen. Bahwa membangun bukan karena ada kepentingan, tapi untuk memenuhi kebutuhan. Utamanya kebutuhan masyarakat kita,” kata FX.Yapan, di kediamannya Senin 4/10/2019, Kemarin.
Dalam melaksanakan pembangunan, Yapan menegaskan, tidak dilakukan dengan tanpa perencanaan yang matang. Namun harus dengan perencanaan, menyiapkan matrik, pemetaan dan data-data yang valid, imbuhnya.
“Jadi sebelumnya, kita petakan dulu. Kita data. Misalkan soal kebutuhan. Di kecamatan ini, kebutuhannya apa. Di kecamatan itu, apa yang diharapkan masyarakat. Dari itu, kita akan memudah dalam memutuskan untuk membangun,” bebernya lagi.
Di samping itu, lanjutnya, transparansi dan hubungan harmonis antar Lembaga di pemerintah juga sangat diperlukan. Termasuk hubungan yang baik antara eksekutif dan legeslatif.
“Disyukurinya, sejauh ini, hubungan antara Pemkab dan DPRD Kubar selalu terjalin secara harmonis,” jelas Bupati.
“Memang ada saja kadang sedikit kerikil-kerikil, beda pendapat. Tapi itu wajar dalam demokrasi. Kita tetap punya tujuan dan komitmen yang sama. Membangun bukan untuk kepentingan, tapi memenuhi kebutuhan masyarakat,” tegas Yapan.
Atas komitmen itulah, Pemkab Kubar telah beberapa kali meraih predikat opini WTP (wajar tanpa pengecualian) dalam pengelolaan APBD. Bahkan untuk APBD 2020, dikatakan Yapan, Kubar merupakan satu-satunya Pemkab yang telah menuntaskan penyusunannya.
Masih kaitannya dengan penganggaran, Yapan menambahkan, hal utama yang harus diperhatikan adalah bagaimana hasil atau output dari pembangunan atau kegiatan yang dianggarkan itu. Begitu juga dengan indikator kemajuannya.
“Misalkan kita akan membangun jalan. Dari jalan itu apa keuntungannya. Apakah memang dibutuhkan masyarakat, apa akan memberikan dampat positif untuk masyarakat? Itu yang perlu kita pertimbangkan. Sehingga bisa tepat sasaran,” pungkasnya.*
Wartawan : Ichal.
Editor : EDS/penasatu.com