Dampak Efisiensi Anggaran, Atlet Balikpapan Terancam Gagal Ikuti Kompetisi ke Luar Daerah

0
2

Penasatu.com, Balikpapan – Harapan sejumlah atlet Balikpapan untuk mengukir prestasi di ajang kejuaraan luar daerah harus tertunda. Bukan karena kurangnya kemampuan atau semangat, melainkan karena keterbatasan anggaran dari pemerintah daerah.

Kebijakan efisiensi anggaran yang diberlakukan secara nasional kini benar-benar dirasakan dampaknya oleh dunia olahraga di Kota Minyak.

Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Balikpapan mengakui tidak mampu membiayai keberangkatan atlet untuk mengikuti kompetisi di luar kota.

“Kondisi ini sangat berat. Kami tidak bisa bantu pembiayaan keberangkatan atlet ke luar daerah karena dana perjalanan dinas kami dipotong 50 persen,” ujar Kepala Disparpora Balikpapan, Ratih Kusuma, Rabu (14/5/2025).

Ratih menjelaskan, pemangkasan anggaran ini merupakan bagian dari kebijakan nasional untuk menyeimbangkan belanja negara di tengah tekanan fiskal. Sayangnya, kebijakan itu memukul sektor pembinaan olahraga yang sangat bergantung pada dukungan pemerintah daerah.

Sebagai langkah awal, Disparpora telah mengundang seluruh cabang olahraga (cabor) untuk berdiskusi. Dalam pertemuan itu, Ratih secara terbuka menyampaikan kondisi riil anggaran yang nyaris tak memungkinkan untuk mendanai kegiatan di luar kota.

“Sejak bulan lalu kami sudah rapat dengan cabor. Kami sampaikan bahwa untuk sementara, biaya harus dicari dari luar anggaran daerah,” jelasnya.

Upaya pun dilakukan untuk mencari sumber pendanaan alternatif. Salah satunya melalui kerja sama dengan pihak swasta lewat program Corporate Social Responsibility (CSR), serta dukungan dari KONI Balikpapan.

“Kami fokus pada CSR dan dana hibah KONI karena APBD belum bisa diandalkan sepenuhnya saat ini,” ujarnya.

Meski terbentur keterbatasan, Disparpora tetap memprioritaskan dukungan untuk ajang penting seperti Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) Kaltim XVII 2025 yang akan digelar di Penajam Paser Utara. Kegiatan ini dinilai penting karena menyasar atlet pelajar, yang menjadi fondasi pembinaan jangka panjang.

“Popda tetap kami prioritaskan karena ini program resmi dan penting untuk regenerasi atlet,” jelas Ratih.

Sementara untuk menghadapi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kaltim VIII 2026, Disparpora masih mengandalkan koordinasi intensif dengan KONI agar persiapan awal bisa tetap berjalan, terutama dalam mengikuti ajang Pra Porprov.

Ratih pun mengapresiasi semangat beberapa cabor yang tetap aktif berlatih dan mencari solusi secara mandiri. Ia menyebut semangat dan komitmen ini sebagai bukti bahwa olahraga di Balikpapan masih hidup, meski sedang mengalami keterbatasan.

“Kami sangat menghargai perjuangan pelatih dan atlet. Ini menunjukkan bahwa semangat mereka tidak bergantung sepenuhnya pada anggaran,” tuturnya.

Disparpora juga terus menjalin komunikasi dengan DPRD, khususnya Komisi IV, untuk menyampaikan kondisi ini dan mendorong adanya perhatian politik terhadap pentingnya pembinaan olahraga.

“Prestasi olahraga bukan hasil instan, ini investasi jangka panjang. Karena itu kami berharap ada dukungan lintas sektor,” tegas Ratih.

Mengakhiri pernyataannya, Ratih mengajak seluruh insan olahraga untuk tetap bersatu dan menjaga semangat meski dalam keterbatasan.

“Kami butuh solidaritas semua pihak. Kami akan terus berusaha agar roda pembinaan olahraga tidak berhenti,” pungkasnya.(*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here