Foto, Wawali Rusmadi Wongso saat pimpin Rakor.(dok diskominfo Smd)
SAMARINDA, Wakil Walikota Samarinda, Dr.H.Rusmadi Wongso pimpin rapat koordinasi persiapan Pemerintah kota (Pemkot) Samarinda dalam menyusun strategi penetapan program unggulan dalam mengikuti ajang Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Award mendatang, yang berlangsung di Gedung Balai Kota Samarinda, Senin (14/3/2022).
“Yang menjadi tugas pokok kita adalah terkait menjaga inflasi, tetapi ini perlu kerja keras, seperti fenomena saat ini terjadi di Indonesia terkait minyak goreng, paling tidak Samarinda, Pemkot nya masih hadir dalam rangka untuk mengendalikan ketersediaan minyak goreng tadi,” pinta Rusmadi mengawali arahannya.
Dia menjelaskan, jika soal award itu sebenarnya sebuah bonus, tetapi yang tak kalah pentingnya adalah upaya dan aksi Pemkot untuk menjaga agar kebutuhan pokok masyarakat tetap tersedia dan harganya pun stabil.
Sedangkan terkait program – program unggulan, sambung Rusmadi, itu menjadi tugas penting TPID adalah mencari akar permasalahan, apabila masih ditemukan barang kebutuhan di masyarakat yang langkah dan harga tidak stabil.
“Kalau masalah TPID Award 2021 ini cuma instrumen. Bukti nyatanya adalah kerja – kerja kita selama ini harus sesuai dengan apa yang menjadi tugas pokok TPID. Dimana bersinergi satu dengan yang lain. Jadi kalau bisa dibuat alur keterpaduannya, maksudnya apa yang kita lakukan ini untuk memberi bukti jika masyarakat merasa tenang. Karena barang dan harga terjangkau aman dan itu yang menjadi tugas penting kita sebenarnya,” tegas Wawali.
Sementara, Yuyun Puspitaningrum, Kepala Bagian Ekonomi Sekertaris kota Samarinda menyampaikan, ada tujuh pointer yang dibahas. Yaitu berkenaan dengan tindak lanjut dari rapat sebelumnya, tentang program unggulan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk penilaian TPID Tahun 2021 serta laporan laporan yang akan dikirim pada tanggal 17 Maret 2022 mendatang.
Kami juga sudah melaporkan hasil yang diperoleh dari lapangan terkait keberadaan minyak goreng dipasaran yang sudah meningkat di harga Rp 30.000 per liter. Tetapi dengan adanya Operasi pasar minyak goreng curah yang dilaksanakan duanhari lalu, yaitu Sabtu dan Minggu oleh Dinas Perdagangan bersama Perusahaan Umum Daerah Varia Niaga, semoga ini bisa berpengaruh terhadap harga minyak goreng di pasaran. Sementara yang tak bisa ditekan adalah di pasar tradisional.
“Di pasar tradisional ini harganya suka – suka dari pedagang itu sendiri, sedangkan untuk pasar modern sudah bisa kita kendalikan sesuai dengan harga dan mereka sudah bertahap melakukan penjualan minyak goreng dengan harga 14 ribu rupiah,” ucap Yuyum.(*/KMF Smd).