Mauliddin pemerhati kota Balikpapan.
Balikpapan, penasatu.com – Mega Proyek perluasan kilang milik PT Pertamina di kota Balikpapan sudah berjalan setahun lebih lamanya. Proyek milik RDMP Pertamina dinilai banyak menimbulkan permasalahan di kota Balikpapan.
Hal tersebut disampaikan Mauliddin selaku pemerhati kota Balikpapan sekaligus mantan anggota DPRD Kota Balikpapan yang pernah duduk di Komisi III yang juga masih aktif sebagai Ketua Bapilu Partai Nasdem kota Balikpapan.
Mauliddin menilai, berjalannya pembangunan mega proyek milik RDMP Pertamina banyak menimbulkan permasalahan, bahkan apa yang dikeluhkan masyarakat hingga DPRD Balikpapan pun, seakan tidak digubris oleh pihak RDMP Pertamina.
Dirinya mencontohkan, dimana baru baru ini tentang masalah pembuangan limbah yang asal buang. Limbah di buang di dekat pemukiman warga atau Eks Gudang 10 yang menimbulkan bau menyengat, khususnya bagi warga masyarakat RT 09 Kelurahan Baru Uu, Balikpapan Barat, inikan masalah.
Lalu keberadaan bangunan monumen 13 November 1945 di Karang Anyar, juga masih di Balikpapan Barat, yang sungguh ironis.
Posisinya makin tersudut di tepi, setelah dipindahkan dari tempat asalnya oleh pihak RDMP Pertamina ke area Balai Gembira, Karang Anyar.
Lazimnya bangunan sebuah Tugu bagi para pejuang senantiasa dihargai sebagaimana mestinya. Tapi tampaknya tidak untuk Tugu 13 November 1945 yang berlokasi di atas lahan milik Pertamina tersebut.
Selain tugu tersebut terkesan dibangun seadanya atau setengah hati. Saat ini, di seputarannya telah ada pula tempat usaha pencucian kendaraan bermotor.
“Yang seharusnya Pertamina, LVRI dan PPM
bertemu soal monumen 13 November yg dipindahkan dari tempat asal yg masuk area pembangunan proyek RDMP Pertamina ke area Balai Gembira, yang bangunannya tidak sesuai dengan harapan kita,” ujarnya dengan nada kecewa.
Lebih parahnya lagi, beber Maulidin, di sekitar area monumen tersebut dibuat tempat pencucian mobil/motor yang tentu saja mengurangi makna juga nilai historis dari tugu yang dibangun untuk menghargai dan mengenang perjuangan para pejuang kota ini di masa penjajahan silam.
Bukan itu saja, Mauliddin juga menyoroti rusaknya jalan utama yang berada di samping Stasiun Pengisian Bahan Umum (SPBU).
Bahkan, disepanjang jalan tersebut maraknya kendaraan antar jemput pegawai yang bekerja di proyek milik RDMP Pertamina tersebut.
Selain itu, permasalahan terbaru yang ditimbulkan dari proyek perluasan kilang yakni timbulnya bau menyengat akibat pembuangan limbah tanah bercampur lumpur dilokasi Eks Gudang 10 Baru Ulu beberapa waktu lalu.
Mauliddin menegaskan, seharusnya RDMP Pertamina lebih peka terhadap permasalahan yang ditimbulkan.
Dari dulu warga yang bermukim di Marga Sari sering mendapat limbah lantung di sepanjang pesisir Kampung Baru.
Namun kenyataannya penyerapan tenaga kerja untuk warga Balikpapan Barat tidak pernah mendapatkan prioritas.
Untuk itu Maulidin berharap pihak Pertamina bisa lebih peka atas permasalahan yang ditimbulkan dari perluasan kilang Pertamina Balikpapan.(*)
Wartawan : Riel Bagas
Editor Penasatu.com