Ketua DPRD MaTim, Tinjau Langsung Proyek Jembatan Wae Musu

0
389

Ketua DPRD : Ibu Camat” Pembebasan lahan Desa Waru Mori cepat diselesaikan.

Penasatu.com-Manggarai Timur.NTT– Dengan anggaran yang cukup besar, yakni sebesar 7 Milar rupiah, namun jembatan Wae Musu yang mulai dibangun di tahun 2017 itu belum bisa dipergunakan. Padahal jembatan ini merupakan penghubung kampung Desa Waru Mori dengan beberapa Desa yang bersebelahan dengan wae musur yang disebut Torok Golo.

Karena sampai saat ini, jembatan belum bisa di pergunakan dan masih adanya 5 warga yang meminta pergantian lahan ke Pemerintah Kabupaten.

Ini menjadi perhatian Ketua DPRD Kabupaten Manggarai Timur, Yeremias Dupa S.I.Kom untuk pantau langsung lokasi jembatan Wae Musu, di Desa Watu Mori, Kecamatan Rana Mese, Kabupaten Manggarai Timur, NTT. Selasa/20/10/2020.

Dan menyikapi hal itu, ketua DPRD Matim Heremias Dupa S.I.Kom, kepada media ini mengatakan, pihaknya sangat kesal dengan warga yang dinilai menghambat roda pembangunan.

“Persoalan ini harus segera diselesaikan. Ibu Camat harus mengambil sikap. Ini kebutuhan banyak orang,” tegas Ketua DPRD .

“Pihaknya meminta kepada camat, para Kepala Desa dan tokoh masyarakat untuk duduk bersama agar persoalan ini cepat selesai. Dengan duduk bersama pasti ada solusi,” imbuh Heremias.

“Apabila dengan cara duduk bersama “lonto leok” masih belum ada solusi, nanti datangkan Polisi dan TNI untuk membantu menyelesaikan polemik ini,” ujarnya.

Heremias juga berharap masyarakat harus mendukung pembangunan yang diprogramkan oleh pemerintah melalui dinas PUPR. Apalagi wilayah sebelah Wae Musur ini tergolong daerah terisolir di Matim, tutup dia.

Senada dengan ketua DPRD, Yos Marto, Kadis PUPR Manggarai Timur mengatakan, kita sudah berupaya bernegosiasi dengan camat dan masyarakat beberapa waktu lalu, ujar Yos.

“Dari awal kita sudah melakukan pendekatan dengan masyarakat. Namun ada 5 warga yang ngotot untuk ganti rugi kepada Pemda. Mana ada dana pembebasan lahan”, tandas Yos.

“Apabila ke 5 warga itu rela memberikan lahannya, jembatan ini akan segera digunakan dan jalan pun mungkin akan di hotmit”, tutup Yos.

Maria Anjelina Teme, camat Rana Mese mengatakan, memang camat sebelumnya tidak melakukan komunikasi yang intens kepada pemilik lahan sehingga timbul polemik, ungkap ibu Maria

Maria juga menuturkan bahwa pihaknya sudah pernah melakukan pendekatan dengan pemilik lahan, tandasnya

“Beberapa waktu lalu, kita sudah melakukan pendekatan. Warga sebenarnya belum paham dengan aturan terkait pembebasan lahan”, dia menambahkan.

“Saya selaku Camat akan berupaya semaksimal mungkin agar persoalan ini cepat selesai. Yang tentunya dengan cara duduk bersama “Lonto Leok” dengan tokoh masyarakat dan pemilik lahan untuk mencari solusi”, tutup dia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here