Mahalnya Restribusi Parkir Saat Konser Noah Viral di Medsos, Ini Penjelasan Ketua LPM Manggar

0
672

Balikpapan, Penasatu.com – Mahalnya tarif parkir di Stadion Batakan, Kelurahan Manggar, Balikpapan Timur (Baltim) yang sempat viral di sosial media Instagram saat konser “Noah”, Sabtu (27/8/2022) lalu mendapat sorotan sejumlah masyarakat.

Pasalnya, masyarakat menilai tarif parkir kendaraan Roda Empat (R4) yang mencapai Rp 40 ribu dan Roda Dua (R2) sebesar Rp 10 ribu, dinilai tidak wajar dan terkesan mengambil kesempatan.

Bahkan, dalam foto yang beredar karcis tersebut bertuliskan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LMP) Kelurahan Manggar selaku pengelola parkir.

Dikonfirmasi awak media, Senin (29/8/2022), Idham selaku Kepala Badan Pengelola Pajak Daerah Retribusi Daerah (BPPDRD) Kota Balikpapan mengatakan pengelolaan parkir di stadion Batakan saat konser berlangsung dirinya tidak mengetahui.

Pasalnya, belum ada laporan kepada dirinya, jika akan ada penarikan retribusi parkir yang dilakukan LPM Manggar.

“Belum ada..belum ada laporan, kalau terkait retribusi ini memang ranahnya Dinas Perhubungan (Dishub). Dan seharusnya itu bisa menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga,” katanya.

Sementara itu, saat dihubungi awak media ini Ketua LPM Manggar Gasali akhirnya angkat bicara terkait tarif parkir yang dikeluhkan dan menjadi viral.

Gasali mengatakan, tarif parkir yang tertera di karcis yang sempat viral di sosial media tersebut benar adanya. Ia menjelaskan sebelum LPM terlibat dalam pengelolaan parkir berawal atas permintaan panitia penyelenggara agar dapat memfasilitasi permasalahan parkir saat pelaksanaan konser.

Keterlibatan LPM dalam pengelolaan parkir hanya untuk menjaga kondusifitas, karena ada sejumlah OKP dan Ormas yang ingin saling mengklaim area parkir, sehingga perlu dilakukan upaya duduk bersama mencarikan solusinya.

“Atas dasar itulah ,saya turun terlibat untuk mengumpulkan sebanyak 28 gabungan OKP dan Ormas yang ada di Balikpapan Timur untuk duduk bersama mencarikan sebuah keputusan bersama agar tidak membawa nama OKP atau Ormas, melainkan membawa nama LPM untuk menjaga agar tidak ada saling mengklaim wilayahnya,” jelasnya.

Gasali menambahkan, mendekati konser berlangsung, sempat adanya bisikan, dimana ada kelompok yang ingin mengelola parkir sendiri.

“Saya dengar informasi seperti itu, Jum’at saya kumpulkan lagi OKP dan RT yang ada disekitar stadion agar tidak adanya salah informasi antara OKP dan Ormas,” terangnya.

“Saya sempat sampaikan, jika memang teman-teman tidak bisa menghasilkan keputusan untuk saling menjaga kondusifitas, maka sepenuhnya akan diserahkan ke pihak TNI/Polri,” ucapnya.

Gasali mengatakan, tarif parkir semula ditawarkan untuk R2 tetap Rp 10 ribu dan R4 sebesar Rp 30 ribu. Hanya saja OKP dan Ormas tidak setuju. Pasalnya lahan yang dijadikan tempat parkir tidak begitu besar. Dengan alasan itulah, kemudian disepakati tarif parkir Mobil sebesar Rp 40 ribu dan Motor Rp 10 ribu.

“Perlu digarisbawahi disini, untuk parkir yang dikelola tidak seluruhnya yang ada di stadion Batakan, melainkan hanya bagian sisi Barat stadion saja, dan luasnya pun tidak begitu besar,” kata Gasali.

“Jadi masyarakat jangan mengira, kita mengelola parkir semua yang ada di stadion, karena ada masyarakat disana yang mengelola parkir sendiri, dengan alasan lahan milik mereka, lahan milik bos-nya lah,” tambahnya.

“Saya tidak ada mengambil sepeser pun dari hasil pengelolaan parkir, entah itu dengan alasan buat KAS LPM atau sebagainya. Saya terlibat pengelolaan parkir murni untuk menjaga kondusifitas jalannya konser,” tegasnya.

“Saya siap datang kalau Pemerintah Kota (Pemkot) memanggil saya untuk menanyakan masalah ini, dan saya sangat siap untuk menjelaskan,” pungkasnya.(*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here